Rumah Kebaya : Rumah Adat Khas Betawi

Eliana Angela Kurniawan
2 min readOct 6, 2020

--

Ayo kita lanjutakan perjalanan di kampung Setu Babakan ini !

Melihat saja tidaklah cukup, kita harus benar-benar memahami makna dari setiap kebudayaan yang ada. Di seri ini, kita akan melihat makna di balik rumah-rumah tradisional nan indah yang ada di Kampung Budaya Setu Babakan.

Rumah adat khas Betawi yang banyak kita jumpai di kampung itu bernama Rumah Kebaya. Rumah Kebaya punya ciri khas yang unik, setiap. bentuknya punya filosofinya masing-masing.

Kita mulai dari atapnya. Atap dari Rumah Kebaya bentuknya menyerupai pelana dan jika dilihat dari samping, akan terlihat lipatan-lipatan yang menyerupai lipatan pada kain kebaya. Selain itu, hiasan-hiasan dinding atau ukiran di pintu menggambarkan renda-renda dari kain kebaya. Kebaya merupakan kain tradisional khas Betawi yang sampai kini masih digunakan oleh wanita Betawi saat pelaksanaan upacara-upacara adat.

Rumah Adat Betawi ini memiliki pendopo atau disebut juga teras yang cukup luas. Makna di balik luasnya pendopo orang betawi adalah simbol keterbukaan mereka terhadap tamu yang ingin berkunjung. Namun, bagian teras dan luar rumah dipisahkan pagar kayu berbentuk segitiga simetris. Pagar ini menunjukkan walaupun orang betawi terbuka dengan siapa saja, tetapi mereka tetap memiliki batasan dengan membedakan mana hal positif dan negatif. Di teras itu juga, terdapat kursi-kursi dari rotan, bambu, atau kayu jati yang disebut amben. Lantai teras disebut gejogan, simbol penghormatan kepada tamu. Oleh karena itu, gejongan ini dianggap sakral atau kramat, karena berhubungan langsung dengan tangga yang menghubungkan bangunan utama dengan daerah luar yang dikenal dengan sebutan balaksuji yang artinya adalah “komunikasi” penghalang masuknya, bencana ke dalam rumah.

Dari sifatnya, ruangan di Rumah Kebaya dibagi menjadi dua bagian, yaitu yang sifatnya semipublik (umum) dan pribadi. Area semi publik mencakup seperti teras dan ruang tamu di mana orang bisa leluasa datang dan duduk. Sedangkan, area pribadi mencakup ruang makan, kamar tidur, dapur, dan pekarangan belakang yang hanya boleh dilihat oleh orang-orang dekat dari pihak pemilik rumah. Namun, meskipun begitu, Rumah Kebaya juga dilengkapi dengan kamar tamu yang didesain megah dan indah sebagai simbol penghormatan kepada tamu. Ruangan ini disebut dengan paseban dan jika tidak ada tamu yang menginap, tempat ini juga bisa dijadikan sebagai tempat ibadah.

Dari Rumah Kebaya, kita bisa tahu kalau suku Betawi sangat ramah dan terbuka pada orang luar. Nilai keterbukaan ini yang membuat mereka saling mengenal satu sama lain sehingga kekeluargaan dalam Kampung Setu Bababakan sangatlah kuat.

Bagaimana? Menarik bukan? Jadi, jangan lewatkan perjalanan kita selanjutnya untuk kembali menyaksikan betapa menariknya budaya khas Betawi !

Referensi :

https://www.rumah.com/berita-properti/2016/6/128683/filosofi-rumah-kebaya-adat-betawi

--

--

No responses yet